Sabtu, 13 Maret 2010

Bisakah Memilih Jenis Kelamin Anak?


Tidak cukup sekadar memiliki momongan, beberapa pasangan bahkan ingin memiliki bayi berjenis kelamin tertentu, laki-laki atau perempuan. Kemajuan ilmu kedokteran saat ini memungkinkan hal ini terjadi. Mulai dari cara yang canggih sampai yang sederhana.

Namun, metode apapun yang diterapkan untuk memilih jenis kelamin anak tidak luput dari kemungkinan gagal. Karena bagaimanapun juga Tuhanlah yang memiliki wewenang untuk menentukan, dan kita hanya wajib berusaha.

Apa saja metodenya?

Mengetahui masa ovulasi:
Ada tiga cara untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi, yaitu dengan cara mengukur suhu badan (menggunakan bantuan termometer), dengan perhitungan kalender, atau mengukur kekentalan lendir vagina. Namun sekarang, sudah banyak alat yang dijual di apotek atau toko obat alat dengan bentuk sederhana yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui kapan masa ovulasi Anda terjadi.

Hubungan seks yang dilakukan jauh sebelum masa ovulasi, maka sperma X (pembawa sel kelamin perempuan) akan mengelilingi ovarium sambil menantikan sel telur matang dan terlepas dari indung telur. Sementara itu sperma Y (pembawa sel kelamin laki-laki) tidak dapat bertahan lama dan akhirnya mati. Dengan demikian hanya sperma X yang dapat membuahi sel telur. Sehingga kemungkinan lahirnya anak perempuan menjadi sangat tinggi.

Namun bila hubungan seks dilakukan menjelang masa ovulasi, maka sperma Y yang mempunyai kecepatan bergerak yang tinggi dapat mencapai sel telur yang sudah matang, sementara sperma X tertinggal jauh di belakang. Cara ini memungkinkan untuk lahirnya anak laki-laki.

Dengan metode asam dan basa:
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana. Hanya dengan mengetahui “suasana” dalam vagina, maka Anda bisa mengusahakan agar kelak bayi dilahirkan jenis kelaminnya sesuai yang Anda inginkan. Jika hubungan seks dilakukan saat suasana vagina dalam kondisi basa, maka kemungkinan besar bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin laki-laki. Namun sebaliknya, apabila saat hubungan seks dilakukan saat vagina dalam kondisi asam maka kemungkinan besar bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin perempuan.

Sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, lakukan hubungan dari arah belakang. Posisi ini membantu sperma cepat masuk ke saluran vagina, rahim, dan saluran telur. Hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh. Dengan demikian, kromosom Y pada sperma akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur.

Metode pengaturan pola makan:
Pola makan ternyata juga dapat menentukan jenis kelamin. Jika menginginkan jenis kelamin laki-laki, sebaiknya calon ibu perbanyak makanan yang mengandung kalium dan natrium. Seperti buah-buahan, ikan terutama ikan laut. Jika menginginkan anak perempuan makanlah makanan yang kaya kalsium dan magnesium, contohnya kacang-kacangan, susu atau cokelat yang bebas garam. Sebaiknya, 1,5 bulan sebelum saat konsepsi yang direncanakan sudah mulai mengonsumsi jenis makanan tersebut sebanyak-banyaknya.

Mengatur jumlah sperma yang dihasilkan:
Di klinik fertilitas, ada cara tertentu untuk menghitung jumlah sperma. Jumlah sperma yang sedikit lebih cenderung menghasilkan bayi perempuan. Sedangkan jumlah sperma yang banyak akan menghasilkan bayi laki-laki. Untuk mencapai jumlah seperma yang sedikit dapat dilakukan sejumlah cara. Misalnya sarankan suami untuk menjaga suhu di daerah genital agar tetap tinggi. Kenakanlah celana berbahan tebal, seperti denim, atau celana dalam yang ketat. Atau suami dapat mandi air hangat sebelum melakukan hubungan seks. Selain itu, lakukan hubungan seks sangat sering agar kuantitas sperma berkurang. Sebaliknya, jika ingin mencapai jumlah sperma yang banyak, dapat melakukan hal yang sebaliknya. Batasi frekuensi hubungan seks, dan jagalah suhu daerah kemaluan agar tetap sejuk dan Anda juga sebaiknya melakukan mandi air dingin sebelum melakukan hubungan seks.

Metode orgasme:
Istri yang mengalami orgasme lebih awal dibandingkan suami memungkinkan pasangan mendapatkan bayi lelaki. Sebab, saat orgasme, perempuan akan memproduksi cairan yang bersifat basa yang justru merupakan lingkungan yang baik untuk kehidupan sperma Y.

Melalui teknologi Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD):
Selain dapat mewujudkan impian untuk memperoleh buah hati dengan jenis kelamin tertentu, teknologi ini juga menguntungkan untuk mendeteksi dan mengatasi penyakit yang diwariskan secara genetis.

PGD dimulai dengan proses pembuahan di luar rahim, yang dikenal dengan istilah in vitro fertilization (pembuahan di cawan petri). Setelah pembuahan sukses dilakukan, dokter akan menyeleksi bakal embrio yang telah dikembangkan, juga, dalam cawan petri. Tentu saja yang dipilih adalah embrio yang sehat, yang tidak membawa gen penyakit keturunan.

Untuk tujuan menyeleksi jenis kelamin, proses tadi ditambah memilih embrio yang membawa gen jenis kelamin yang diharapkan, laki-laki atau perempuan. Embrio yang membawa gen jenis kelamin yang tak sesuai dengan keinginan orang tua tak dipilih, tidak diimplantasi ke dalam rahim. Jadi, keuntungan teknologi ini, dengan satu kali proses, dua tujuan dapat dicapai. Embrio yang sehat dan jenis kelamin sesuai kehendak.

(MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN)

* Membasuh Vagina dengan Air + Cuka Untuk meningkatkan kadar keasaman
vagina, basuhlah daerah itu dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok
makan asam cuka. Lingkungan vagina bersuasana asam diharapkan dapat
mematikan sperma Y sehingga sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X
yang banyak dapat meningkatkan kemungkinan menghasilkan anak perempuan.
* Hindari Orgasme

Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri
mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang
membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat
sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih
baik.

* Posisi Muka Bertemu Muka

Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan .suami di atas.

MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN)

* Membasuh Vagina dengan Air + Cuka Untuk meningkatkan kadar keasaman
vagina, basuhlah daerah itu dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok
makan asam cuka. Lingkungan vagina bersuasana asam diharapkan dapat
mematikan sperma Y sehingga sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X
yang banyak dapat meningkatkan kemungkinan menghasilkan anak perempuan.
* Hindari Orgasme

Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri
mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang
membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat
sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih
baik.

* Posisi Muka Bertemu Muka

Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di
atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut
serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun akan
lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.

* Penetrasi Pendek

Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung
vagina saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang
jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah persentase kesempatan
sperma X mengingat daya tahannya yang lebih kuat ketimbang sperma Y.

* Seks Teratur

Dengan seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena
tidak ada sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan
kemungkinan mendapatkan anak perempuan. Kenapa? Sebelum mencapai sel telur,
sperma harus melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di
perjalanan, terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama
jumlahnya akan semakin sedikit.

Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim sebaiknya
dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari menjelang
ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja banyak
yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar